Selasa, 15 Januari 2008

keretaku


Perjalanan yang melelahkan tentunya, menaiki kereta yang ramah hati, karena sepertinya kereta ini berisi penumpang yang tentunya ramah hati pula; kereta yang sopan, yah karena ia selalu berhenti jika kereta lain yang lebih tinggi derajatnya untuk berjalan lebih dulu; kereta yang alami, karena jangankan AC, kipas angin juga tidak ada, sehingga terciumlah aroma keringat yang bermacam-macam baunya; kereta yang ramai, tentunya karena selain penumpang, ada juga para pedagang yang menjajakan barang dagangannya; kereta yang sabar, jelas ia sabar karena meski ia berhenti di setiap stasiun-stasiun tertentu, tetapi ia melakukan yang sangat jauh, dari barat Pulau Jawa hingga bagian timur Pulau Jawa ini ..... Wow, kereta inilah yang aku naiki bersama teman-teman Proyek ekologi untuk sampai di Surabaya, yang nantinya kita akan menuju Taman Nasional Alas Purwo. Yah melelahkan tentunya. Tapi ada yang lebih dari sekedar kelelahan, tapi kesenangan yang di dapatkan selama perjalanan.

Main kartu, tebak-tebakkan garing, foto-foto, gangguin orang tidur, nge-gossip, makan snack teman, sampai-sampai ada yang main monopoli, sayang kalau saja ada yang bermain bermain catur; aku pasti ikut bermain, Nampaknya ini seperti kembali ke masa lalu, melupakan semua pelajaran dan bermain sepuasnya, itu yang kami lakukan di kereta.... Senyum dan tawa terlihat setiap sudut kereta, meskipun aku tahu ada beberapa teman yang berpura-pura dalam senyumnya, yang tentunya aku juga tahu permasalahannya, yaitu ia bermasalah pada bokongnya yang sakit mulai siang tadi karena perjalanan yang panjang dan ia duduk di kursi kereta yang keras, dan karena aku juga mengalaminya.

Perjalanan yang indah, dan sulit untuk dilupakan, paling tidak untuk minggu-minggu ini. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari perjalanan ini, aku merasakan kesabaran yang di uji, aku mengalami kesenangan di dalam kelelahan, aku melihat senyum di balik kesakitan, dan aku juga melihat orang lain berbagi dengan sesamanya. Aku tidak yakin jika aku dan teman2 berangkat menggunakan kereta eksekutif, aku akan merasakan hal ini. Hal kecil yang ini yang ternyata baru aku sadari selama perjalanan itu. Sungguh baik pelajaran kali ini, dan aku rasa aku tidak gila....

For my mother


Engkau memberikan ku arti kehidupan, kau memberikan hatimu untukku, memberikan bahumu ketika aku ingin menangis, memberikan asa padaku; ketika semua asa dalam diriku pergi; ketika begitu banyak mimpi terbang begitu saja, engkau tetap yakin bahwa aku dapat bertahan. Dan aku, tidak pernah berbuat cukup untukmu, tidak pernah cukup untuk berterima kasih, belum dapat membuat engkau terjaga. Cintaku padamu akan selalu hidup dalam hati ku, sampai keabadian itu runtuh. Aku melihat senyummu di setiap mimpi dan langkahku, tetapi aku, siapa aku? Ibu terima kasihku untukkmu.

Kau berikan aku kata-kata terindahmu, kau berikan aku nasihatmu, kau memberikanku sesuatu apapapun, di setiap hela nafas dalam hidup mu, tetapi aku, tidak pernah berbuat cukup untukmu, tidak pernah cukup untuk berterima kasih, belum membuat engkau terjaga. Cintaku pada mu akan selalu hidup dalam hati ini, sampai keabadian itu runtuh. Aku melihat senyummu di setiap mimpi dan langkahku, tetapi aku, siapa aku? Ibu terima kasih banyak dariku untukkmu.